PT Pelat Timah Nusantara Tbk atau disingkat PT Latinusa, sebagai satu-satunya produsen tinplate - bahan baku kaleng (industri kemasan) - di Indonesia, telah membukukan laba bersih pada kuartal-3 2011 sebesar 13,196 milyar Rupiah. Laba bersih kuartal ini turun sebesar 81% jika dibandingkan dengan laba bersih pada kuartal yang sama tahun lalu . Penyebab penurunan ini terjadi karena penjualan yang hanya mencapai 998.280 milyar Rupiah jika dibandingkan kuartal yang sama tahun lalu sebesar 1.065.457 milyar Rupiah.

“Kondisi pasar domestik yang kurang kondusif saat ini yang diakibatkan karena adanya krisis ekonomi yang terjadi di negara-negara seperti di Eropa, Amerika dan Thailand membuat banyak produsen tinplate seperti di negara China dan produsen makanan kemasan kaleng seperti yang ada di Thailand mengubah strategi pemasarannya ke negara-negara di Asia. Pasar Indonesia merupakan pasar yang sangat berpotensi untuk penjualan produk mereka, hal ini cukup menyulitkan bagi PT Latinusa Tbk dalam upaya memperluas market share di pasar domestik. Import tinplate khususnya dari China berani mengambil resiko memberikan harga yang sangat kompetitif dalam upaya mengurangi jumlah persediaannya. Sehingga kita harus “sacrifice” dalam memberikan harga yang terbaik bagi pasar domestik”, kata Suprapto Direktur Komersial PT Latinusa Tbk.

“Proyek Revamping yang rencananya akan selesai pada awal tahun 2012, saat ini telah memasuki proses construction, dimana mulai digantinya mesin-mesin yang lama dengan mesin yang baru. Saat ini kami fokus untuk penyelesaian proyek revamping ini agar kami siap menghadapi tahun 2012 dan tahun mendatang untuk pemenuhan kebutuhan tinplate di Indonesia”, tambah Suprapto. “Kami tetap optimis bahwa kami masih mentargetkan pangsa pasar lebih dari 50% untuk pemenuhan pasar tinplate hingga akhir tahun 2011 ini”.
“Dengan adanya proyek revamping ini kami berharap optimis bahwa kami dapat meningkatkan efisiensi, kualitas produk dan pemenuhan kebutuhan pasar domestik karena kami juga menaikan kapasitas produksi tahunan kami dari 130.000 MT/tahun menjadi 160.000 MT/tahun”, Kata Suprapto.





Share this news on: