PT Pelat Timah Nusantara Tbk., disingkat PT Latinusa, satu-satunya produsen tinplate - bahan baku kaleng - di Indonesia, menunjukkan kinerja yang terus meningkat sejak tercatat sebagai perusahaan publik pada tanggal 14 Desember 2009 lalu. Sampai dengan triwulan I tahun 2010 Perusahaan ini mampu membukukan laba sebesar Rp 28 milyar, jauh lebih baik dibandingkan triwulan 1 tahun 2009, dimana Perusahaan mengalami kerugian sebesar Rp 1.2 milyar.
"Di tahun 2010 kami tidak lagi mengalami masalah dengan pemenuhan TMBP, bahan baku utama kami, dan karenanya kami akan dapat meningkatkan pangsa pasar lebih daripada tahun 2009 yang sebesar 55%," kata Ardhiman, Direktur Utama Latinusa, dengan optimistis. "Ada dua hal pokok yang menyebabkan sikap optimis kami, pertama masalah utama Latinusa yang selama bertahun-tahun menjadi kendala kami, yaitu keberlanjutan persediaan dan keterbatasan pasokan bahan baku TMBP, kini justru menjadi kekuatan Latinusa dengan adanya jaminan ketersediaan bahan baku dari Nippon Steel selaku pemegang saham utama Perusahaan. Kedua, kami mampu memenuhi seluruh spesifikasi yang dibutuhkan pelanggan selain tentunya memberikan produk dengan mutu yang tinggi."

Sebagaimana telah diberitakan akhir tahun lalu, PT Krakatau Steel pada tanggal 14 Desember 2009 telah melakukan penjualan saham miliknya di Latinusa sebesar 55% kepada konsorsium Nippon Steel, Jepang. Konsumsi pasar domestik saat ini mencapai 180,000 ton hingga 200,000 ton per tahun dan diperkirakan akan masih terus berkembang. Peluang pasar tersebut tidak akan mungkin dapat dimanfaatkan dengan baik oleh PT Latinusa jika tidak ada jaminan ketersediaan bahan baku. Dengan memperhatikan hal tersebut, publik akan dengan mudah memahami mengapa Krakatau Steel melakukan penjualan sahamnya di Latinusa kepada Nippon Steel. Sebagai tambahan, nama besar Nippon Steel sebagai produsen baja terbesar kedua di dunia telah menjadi jaminan tersendiri bagi Latinusa.

"Saat ini kami sedang dalam persiapan peningkatan kapasitas produksi dari 130,000 ton per tahun menjadi 160,000 ton per tahun untuk meraih peluang pasar yang masih sangat besar," imbuh Ardhiman. "Dengan jumlah penjualan yang terus meningkat dan pelaksanaan program efisiensi yang berkelanjutan, Latinusa akan semakin kuat bersaing dengan tinplate impor. Kami optimis mampu meraih pangsa pasar hingga 70% dalam 3 sampai 4 tahun mendatang," tegasnya lagi.

Ardhiman pantas optimis mengingat sesungguhnya potensi konsumsi tinplate di Indonesia masih terbuka sangat luas. Sebagai pembanding, Thailand, dengan sektor agro bisnis dan perikanan yang telah tergarap dengan baik, konsumsi domestiknya mencapai 600,000 ton per tahun. Indonesia yang memiliki lahan dan lautan yang lebih luas semestinya dapat memiliki konsumsi yang lebih besar dibanding Thailand.





Share this news on: